Admin

Angin petang menghembus laju, Cuaca redup menambah sayu, Dingin walau tidak bersalju, Memotretkan hati yang terbuku, Dengan rasa sunyi dan pilu.   Sesekali angin menerpa kembali, Bayu sejuk menyelubungi diri, Fikiran mula melayang pergi, Mengenang diri tidak berbudi, Racun akal mula menguasai.   Air mata mengalir ke pipi, Rintik hujan seakan mengerti, Menanti akan terbitnya

Aku ini apa Dilayan tidak ubah seperti permainan Aku diangkat setingginya Yang sebenarnya hanya mengikut rentaknya pergerakannya. Dibawa harapan yang sepertinya tidak pernah berlaku Rupanya diangkat untuk ditembak oleh penembak yang jitu Bahkan seperti dapat menjangkanya Aku masih bertahan di situ tidak berbuat apa- apa Aku masih mengharap ada perubahan akan berlaku Seperti ingin membalas

9 tahun menjadi pemandiri Kukenal mana kawan mana bukan Jatuh dan bangun Tangis dan senyum Naik dan turun Kudengar jeritan halusinasi Menghentak hina ke dalam diri Kuat ia menjerit Seakan harapan langsung tiada Buat terpuruk di sisi katil Kurasa seperti dikenali Mata mereka yang sinis menjeling Tawa yang terhumbar Kuat menyentakku ketakutan Kenapa? Namun Keluarga

Malam siang terasa suram Ketakutan sering membungkam Resah bertandang menusuk hati Berbaur resah ketakutan menyalahi diri Rasa bersalah segala dosa meniti memori Lena berteman igauan mimpi ngeri Bersatu resah, sakitnya tiada terperi Betemu buntu tiada siapa bisa membantu Langkah lemah celaru hala tuju Bisikan datang bertalu-talu Katanya aku perlu menghabiskan waktu Caranya pisahkan jasad dengan