PUISI LUAHAN HATI, TERAPI DIRI: “PENAT”

Penat

Denai onak duri di sepanjang jalan lalu yang mencengkam

Penyesalan yang tidak dapat diundurkan kembali

Jiwaku rapuh hilang harapku

Bagai layang-layang terputus talinya

Biar sedetik aku ingin kembali

Membetulkan segalanya

 

Penat

Bisikan jiwa dan telinga yang riuh rendah

Namun tiada siapa kelihatan

Tidak guna kujelaskan pada sesiapa

Aku dianggap lemah, bodoh dan tidak berguna

Jeritan batin kepada yang aku sandarkan

Untuk beri sedikit harapan dan memahami diriku

Harapan tinggal kata-kata palsu

 

Penat

Pengorbanan yang aku lakukan

Segalanya sia-sia tidak dihargai malah dinistakan

Kepada Ilahi aku bertanyakan

Takdir hidupku di mana keadilannya?

manku goyah rasa hidup ini tidak ada apa-apa ertinya

Kupohon kepada-Nya belas ihsan ampunan padaku

Jika aku pergi ke sana untuk selamanya

 

 

Di lorong kegelapan itu

Ada samar-samar cahaya menerobos masuk

Aku berpaut tanganku pada dia yang menghulurkan

Lemasku dalam lautan

Lebih dalam daripada samudera pasifik

Dia yang memahami diriku tanpa menghakimi

Pelukannya menghangatkan diriku

Bergetar dadaku mendengar lantunan firman Tuhan dari sosok itu

 

Harapan

Kepada-Nya aku bersimpuh merungkai kalimah cinta

Tawakkalku tidak menafikan usaha merawat torehan luka itu

Aku kembali percaya harapan itu masih wujud

Redha terima hargai siapa diriku

Siapa pun aku di sisi mereka yang menentangku

Aku hanya pedulikan pandanganku di sisi-Nya

Melangkah keluar dari kamar yang gelap

Layar bahtera hidup kukibarkan semula.

 

Khairul
19 September 2023
Kuala Lumpur

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Basket
Scroll to Top