Penat
Denai onak duri di sepanjang jalan lalu yang mencengkam
Penyesalan yang tidak dapat diundurkan kembali
Jiwaku rapuh hilang harapku
Bagai layang-layang terputus talinya
Biar sedetik aku ingin kembali
Membetulkan segalanya
Penat
Bisikan jiwa dan telinga yang riuh rendah
Namun tiada siapa kelihatan
Tidak guna kujelaskan pada sesiapa
Aku dianggap lemah, bodoh dan tidak berguna
Jeritan batin kepada yang aku sandarkan
Untuk beri sedikit harapan dan memahami diriku
Harapan tinggal kata-kata palsu
Penat
Pengorbanan yang aku lakukan
Segalanya sia-sia tidak dihargai malah dinistakan
Kepada Ilahi aku bertanyakan
Takdir hidupku di mana keadilannya?
manku goyah rasa hidup ini tidak ada apa-apa ertinya
Kupohon kepada-Nya belas ihsan ampunan padaku
Jika aku pergi ke sana untuk selamanya
Di lorong kegelapan itu
Ada samar-samar cahaya menerobos masuk
Aku berpaut tanganku pada dia yang menghulurkan
Lemasku dalam lautan
Lebih dalam daripada samudera pasifik
Dia yang memahami diriku tanpa menghakimi
Pelukannya menghangatkan diriku
Bergetar dadaku mendengar lantunan firman Tuhan dari sosok itu
Harapan
Kepada-Nya aku bersimpuh merungkai kalimah cinta
Tawakkalku tidak menafikan usaha merawat torehan luka itu
Aku kembali percaya harapan itu masih wujud
Redha terima hargai siapa diriku
Siapa pun aku di sisi mereka yang menentangku
Aku hanya pedulikan pandanganku di sisi-Nya
Melangkah keluar dari kamar yang gelap
Layar bahtera hidup kukibarkan semula.
Khairul
19 September 2023
Kuala Lumpur